Mungkin untuk diri sendiri, baik untuk sesama, atau terbaik untuk mengungkapkan perasaan (by: nikolaus philander/emsignehta)

Minggu, 19 Oktober 2014

Kegelapan

Entah mengapa terasa indah, kehidupan yang tidak bisa dilupakan. Kenangan, mungkin ini maksudnya. Semua orang memilikinya. Tidak terkecuali saya. Rasanya membangkitkan hati dan kembali pada kebahagiaan. Bukankah ini indah? Kenangan, yang menurutku tidak begitu berbeda dengan keadaan diriku saat ini. Jika ditanya, apa sih isi dari kenangan itu? Benarkah keindahannya memberi kebahagiaan? Seandainya saya jujurpun, dunia tidak mengerti maksud kenangan diri ini. Semua menghadirkan senyuman. Rasa manis mencuat ke permukaan yang ditampikan oleh wajah. Tiada penilaian yang menyatakan semua itu di bawah sempurna. Maka jika saya ditanya apa kenangan hidupmu, jawabannya adalah kegelapan!

Hah?? Bukankah kegelapan itu menyedihkan, menakutkan, dan membuat diri terpuruk? Yup, seratus bagi anda yang menjawab itu. Namun bagiku, kegelapan adalah sesuatu yang tak tergantikan. Saya lebih senang bermain dengan kegelapan. Tiada kepalsuan di dalamnya. Alasannya sederhana. Apakah kita bisa melihat sesuatu dalam kegelapan? Orang yang luar biasa bodohnya pun akan mengatakan bahwa mereka tidak bisa melihat apapun di dalam kegelapan. Saya senang dengan kegelapan. Saya rasa kehidupan saya hingga saat inipun diliputi dengan berbagai kegelapan. Siapa bilang gelap itu selalu menakutkan? Kita hanya butuh keyakinan bahwa di dalam kegelapan terdapat makna terang yang membangun kehidupan. Bukankah kenyataan hadir di dalam kegelapan? Bayangkan saja dunia saat ini. Semua pemikiran yang terang, segala aktivitas dalam terang, segala keindahan dalam terang, semuanya tidak jauh beda dengan tindak kegelapan. Bahkan apa yang dilakukan dalam keadaan terang semuanya bisa lebih buruk dalam kegelapan.

Sulitkah menangkap semua ini? Ya, ini tulisan saya, jadi tidak semua orang akan paham. Tapi satu hal yang akan kita semua pahami, bukankah dunia ini tidak secerah yang kita pikirkan? Bukankah terdapat juga bayang kegelapan di dalamnya? Manakah yang lebih indah, terjerumus dalam kegelapan atau bahagia selamanya situasi yang cerah dan terang? Bukankah semua orang paham dan mengerti ada jalan menuju terang? Kalau ada jalan menuju terang, berarti sedang di manakah diri kita? Mungkin dapat dijawab seperti ini. Ketika kita berada dalam situasi gelap atau kegelapan, pasti kita mencari sesuatu yang terang. Secara logis, kita semua berada dalam kegelapan. Kegelapan itu memang buruk, tetapi akan berakhir dalam pencerahan dan penarangan. Itulah hidup yang selama ini manusia emban. Semua terbungkus menjadi kenangan. Tiada satupun kenangan manis yang memberi pencerahan apabila tidak diawali dengan kegelapan. Jadi, semua itu berawal dari kegelapan. Apakah permainan logika sederhana ini terlalu sulit?

Terang => Cahaya => Melihat => Tampak dengan jelas => Memberi makna => Hidup => Bahagia => Sempurna

Kegelapan => Kosong => Tidak terlihat bahakan sulit  melihat => Memberi kesakitan, kesedihan, keperihan, dan lainnya yang negatif => Berpikir untuk keluar => Menemukan jalan atau berusaha keluar => Meraih penerangan atau cahaya => Bahagia => Sempurna

Jika dibahasakan, mudahnya apa yang dihidupi semua berawal dari kegelapan. Semua itu menyedihkan. Hal ini memberi dorongan untuk bangkit. Pada akhirnya, segala usaha itu menghasilkan cahaya terang.

Ahahaha, ya ya ya. Semua orang juga tau bahwa kehidupannya tidak bisa langsung bahagia begitu saja. Perlu adanya kegelapan hidup demi membangun hidup yang lebih bahagia. Semuanya itu adalah roda kehidupan. Kita tidak tahu kapan dan bagaimana bahkan mengapa. Kodrat? Kurang tahu juga ya, soalnya ada orang yang meraih kebahagiaan kemudian terjerumus dalam kegelapan. Tapi tenang saja, toh pada akhirnya akan meraih kembali kebahagiaan itu. Bagaimana caranya? Jelas bahwa kita harus memiliki cara keluar dari kegelapan itu, dan jalannya hanya kita masing-masing yang tahu. Semua ini tidak mudah dilakukan jika hanya sendiri. Makanya di dalam kegelapan yang tidak dibatasi oleh waktu, kita semua dihadapkan dengan beragam cara dan berbagai opsi yang mendukung untuk meraih kebahagiaan yang cerah. Semuanya hanya bisa disadari masing-masing. Bukankah begitu, ahahahaha.

Ya, jika kembali pada diri saya, saya lebih senang dalam kegelapan. Entah mengapa saya berusaha lebih keras untuk meraih kebahagiaan. Dan bila sudah bahagia, bukankah kegelapan itu menjadi kenangan yang indah? Ahahaha, pasti kita akan menertawakan diri sendiri, tetapi mau bagaimana lagi? Semua itu adalah hidup yang perlu dilalui. Maka dari itu, mari memasukki kegelapan yang menghantar kita pada kehidupan, yakni pengalaman!