Mungkin untuk diri sendiri, baik untuk sesama, atau terbaik untuk mengungkapkan perasaan (by: nikolaus philander/emsignehta)

Senin, 04 Mei 2015

Hanya Tulisan

Sepertinya sekarang sudah begitu banyak hal-hal yang terlupakan secara sadar maupun tidak sadar. Secara sadar, berarti hal tersebut sempat memiliki arti dalam hidup, secara tidak sadar berarti kehidupan saat ini yang tidak jauh dari teknologi. Yup, baru awal tulisan sudah keluar kata-kata yang tidak bisa dimengerti orang banyak. Mohon maaf karena ini hanya tulisan.

Terbayangkah dengan apa yang sempat diimpikan? Jujur saja tidak semua yang kita dapat merupakan buah impian kita semenjak kita kecil dan ditanya "cita-citamu mau jadi apa?". 

Merasakan hidup? Mungkin pertanyaan itu patut dilontarkan kepada mereka yang mapan dan benar-benar menikmati kenyamanan dalam hidupnya. 

Tenang. Kata ini menjadi senjata saat ini. Kenyataannya adalah kegelisahan yang terus terjadi. Ketenangan masa kini seperti apa ya? Tiada lain adalah sesuatu yang saat ini dapat dikatakan menjadi sebuah agama yang fanatik, tidak lain tidak bukan adalah uang. Benarkan? Tertawalah karena memang itulah yang dirasakan saat ini, uang adalah jaminan ketenangan.

Jika dipikir-pikir, apa tujuan dari semua kalimat yang tidak dimengerti maksudnya ini? Tidak ada. Semua hanyalah tulisan. Mungkin dunia saat ini lebih mementingkan lukisan, grafis, statistik, gambar, foto, dan segala kecanggihan teknologinya. Jangan lupa saudara! Semua itu ada dimulai dari kata-kata yang tertera dalam beragam tulisan. 

Ya, hanya tulisan. Yang jelas adalah bagaimana diri ini menjadi tulisan yang berarti. Mungkin banyak orang sudah mulai rabun karena segalanya tertera dengan jelas dalam media elektronika. Tapi apalah itu jika tiada tulisan mengenai hidup? Mudahnya, ini semua hanyalah tulisan.

Senin, 24 November 2014

Angin Ribut

Hati yang penuh angin ribut
Bagaimana?
Bisakah menghindarinya?
Tidak bisa!
Jika sudah terjadi, rasanya amat dalam
Bagai duri di dalam daging
Apa yang harus dilakukan?
Kamu tidak bodohkan?
Punya pendidikan, bukannya harus digunakan?
Sekecil apapun pengetahuan yang ada
Jika soal hati, bukankah harus diungkapkan?
Berani mengungkapkan berati berani menjadi lebih baik
Apabila tidak ada yang dilakukan
Bukankah angin ribut terus menghancurkan hatimu?
Tiada yang tahu caranya
Hanya dirimu yang perlu mengungkapkannya
Angin ribut susah membuat kita untuk mengambil langkah
Tapi jika tidak melangkah hanya berpegangan saja
Kemungkinan terbesar akan terkena beragam benda dan terlukalah dirimu
Melangkahlah
Ke mana?
Tempat yang bisa melindungimu
Tapi ingat!
Angin ribut itu hanya sementara
Jangan terus bersembunyi!
Keluarlah ketika angin ribut berhenti
Maka perlu mengambil langkah
Langkah yang tepat untuk kebaikan
Inilah yang artinya rencana menjadi lebih baik
Melawan pasti sangat sulit
Jadi jangan coba-coba!
Tunggulah sampai mereda
Kemudian melangkahlah
Bukan berarti diam dalam menunggu
Tetapi pikirkan dengan baik
Jalan mana yang harus dilalui
Jangan sampai terkena lagi
Sebab angin ribut selalu ada
Selalu berputar
Maka hadapilah!
Langkah awal menjadi jalan keluar untuk melawannya
Pahamilah!
Anda, Saya, Kamu, Semuanya!
Rapuh itu pasti
Sekali diterjang angin ribut pasti ada yang patah
Bukan berarti tidak bisa dibangun
Namun perbaikilah



Menurutku "Cinta" itu adalah...

Haaaah...
Sudah berapa triliun orang mengartikan kata "cinta". Sulit bagi kita yang tidak pernah merasakannya untuk menjawab "apa itu cinta". Ya, perlu pengalaman dan juga kesadaran untuk memahaminya sungguh-sungguh. Karena itulah "cinta" memiliki banyak arti, makna, rasa, dan sebagainya. Namun, bukankah menarik jika kita bersama orang-orang terdekat kita membahas soal cinta? Hahaha, pastinya. Nah, karena ini blog saya dan postingan dari saya, "cinta" itu memiliki sesuatu makna yang unik bagi diri saya sendiri. Jawaban di sini mungkin berbeda dari pendapat orang lain, karena pengalaman setiap orang itu pasti berbeda bukan?

Pertama, cinta akan suatu barang atau hewan peliharaan. Nah, cinta di sini buat saya sendiri berarti sesuatu yang menggerakkan kita untuk menjaga dan merawat. Kedua, cinta untuk keluarga. Di sini saya melihat adanya keterikatan antara sekelompok manusia yang terdiri dari suatu ikatan keturunan. Cinta tersebut menciptakan ikatan yang tak pernah putus, selalu terikat, dan di dalamnya ada beragam sikap untuk membantu pengembangan diri dan kedewasaan karena ketergantungan yang membawa diri masuk ke dalam kehangatan akan kebersamaan serta kedamaian. Ketiga, cinta akan diri sendiri. Hal ini berarti kita memahami siapa aku, di mana aku, apa atau apakah aku, bagaimana aku, mengapa aku, dan semua menuju pada pemahaman akan diri sendiri. Keempat, cinta akan Tuhan. Cinta di sini berarti memahami akan iman dan kepercayaan dalam diri, karena kita tahu ada yang lebih "maha" di dunia ini yaitu Yang Mahakuasa. Kelima, cinta akan sahabat dan teman-teman. Di sini tiada pembedaan apalagi soal jenis kelamin. Sahabat dan teman-teman adalah suatu langkah membangun sebuah kesadaran untuk saling mengisi dalam beragam hal dan pengalaman. Mencintai sahabat dan teman berarti mau melindungi, menjaga, memahami, dan sebagainya. Cinta itu berarti menuju pada sebuah pemahaman akan hidup yang lebih luas di mana kita sadar akan adanya perbedaan dan tiada kesamaan antara aku, kamu, dia, dan mereka. Keenam, cinta akan negara atau tanah air. Hal ini mengarah pada kesadaran akan lingkungan di mana aku tinggal. Pastinya cinta akan tanah air memiliki pengorbanan yang besar untuk menyatukan manusia dalam satu rumpu kebangsaan. Nah, yang terakhir ini, cinta akan lawan jenis. Mungkin ini yang menarik untuk dibahas karena hal ini bisa menyangkut  keluarga, sahabat, Tuhan, dan tanah air atau negara.

Hehehe, cinta terhadap lawan jenis itu bagi saya adalah awal dari kehidupan. Mengapa? Jawabannya adalah dari sejarah atau pengalaman iman serta kepercayaan yang kita miliki bahwa manusia pertama di bumi yang berkuasa atas seluruh muka bumi dan isinya adalah Adam dan Hawa. Merekalah yang seharusnya menjadi simbol cinta sejati karena dari merekalah sesungguhnya segala yang ada di bumi terbentuk. Persatuan adam dan hawa-lah yang menciptakan dunia ini, dan dari sini jelas, bahwa cinta terhadap lawan jenis sesungguhnya memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan. Oh iya, ini menurut pendapat saya lho...

Yup, jawaban sok intelektual di atas menurut saya adalah pembuka yang bagus untuk memahami cinta. Ingat! Menurut saya! Tapi, mungkin ada keinginan lebih untuk mengetahui pengalaman cinta dan saya sendiri memang bukan pakarnya tapi pernah mengalami, setidaknya ada-lah dari beragam cinta dalam beragam kehidupan. Tapi paling menarik mengenai cinta terhadap lawan jenis bukan? Antara aku sebagai cowok dan dia sebagai cewek. Ehm, ehm, pastilah menarik, apalagi untuk yang baru mengalami jatuh cinta terhadap lawan jenis.

Ok, pengalam cinta saya sendiri bisa dikatakan bagaimana ya? Tidak beruntung, tidak menarik, dan berujung pada tidak adanya kejelasan. Tapi jangan salah! Biasanya pengalaman cinta pertama terhadap lawan jenis biasanya membuka keadaan dan pemikiran diri sendiri terhadap pemahaman cinta yang begitu luasnya. Ehehe, itulah mengapa saya menulis di sini.

Terkadang cinta itu bagaikan bunga yang mekar di pagi hari dan menguncup di sore hari. Kadang cinta merubah rasa makanan yang biasa saja menjadi luar biasa. Bahkan cinta itu bisa mengubah aku yang dulu menjadi aku yang sekarang dan akan datang. Namun harus hati-hati, karena cinta bisa membawa diri pada beragam hal negatif. Mungkin inilah yang saya katakan tadi bahwa cinta Adam dan Hawa yang suci telah membawa manusia juga pada kejatuhan diri dalam dosa.

Saya bisa membagi pengalaman cinta saya karena dari sanalah saya bisa menemukan makna cinta seperti apa yang telah tertulis tadi. Dimulai dari kelas dua SMA, menyukai seorang gadis di kelas yang sama, dengan perasaan deg-degan ketika dekat dengannya atau berbincang dengannya, selalu punya khayalan apabila bersama dengannya, dan segala macamnya. Tapi pengalaman cinta saya berujung pada keanehan. Ada awalan, namun akhirannya menggantung, bahkan sampai detik ini. Ya, menjadi sesuatu yang unik karena saya tidak bisa mencintai wanita lain, tapi selalu mendapat penolakan dari wanita yang saya cintai. Hm, menarikkah? Unikkah? Saya merasa janggal. Namun itulah cinta.

Cinta itu merupakan getaran salah satu syaraf dalam diri manusia. Hal itu sebenarnya bisa "dibuang di tempat sampah", dengan kata lain dihapus, dan atau bisa "disimpan dalam kotak pandora" yang bila dibuka kapan saja jawabannya tetap sama dan membahagiakan. Pengalaman saya pribadi sih bisa dikatakan membuat saya kekanak-kanakan dalam hal cinta. Hahaha, karena itulah saya menulis hal cinta di sini. Bagaimana tidak? Jatuh cinta pertama kali, lalu menyatakannya pertama kali, tapi langsung ditolak, bahkan ketika mengungkapkannya lagi kepada orang yang sama secara lebih dari tiga kali, tetap mendapat penolakan. Yang mebuat kekanak-kanakan mungkin karena saya masih mencintainya sampai saat ini walaupun tahu penolakan itu terus ada dan pasti terjadi bila diungkapkan kembali. Ahaha, susah move on. Walau susah move on, saya menjadi  sadar, bahwa cinta itu tidak boleh dimainkan. Bukti bahwa cinta itu menjadi mainan adalah dunia saat ini, karena betapa mudahnya mengatasnamakan cinta hanya untuk memuaskan hawa nafsu atau kepuasan seks belaka.

Ya, cinta terhadap lawan jenis itu menarik di bahas. Apalagi ketika kita masih muda atau masa puber, ada aja bahasan soal cinta. Tapi itulah cinta, apa adanya, tidak pernah melukai, tidak bohong, mengarah pada kebahagiaan, serta menciptakan kehidupan positif. Inilah cinta yang sesungguhnya, bukan cinta "abal-abal". Saya sendiri sadar bahwa mencintai wanita yang saya sukai walaupun ia tidak mencintai saya merupakan warna tersendiri dalam kehidupan. Tiada kepalsuan, sungguh nyata, dan sulit untuk dilupakan. Mungkin jika setiap manusia memiliki cinta seperti ini, akan terlihat makna yang jelas akan cinta sejati.

Ah, kepanjangan gak ya? Ahahaha. Inilah bukti bahwa cinta itu membuat semangat. Baiklah, mungkin saya membuatnya dalam sebuah bait saja ya:

Cinta
Berawal dari aku dan kamu
Hingga terciptalah mereka

Banyak yang bilang itu indah
Padahal ada juga pahitnya
Katanya bisa merubah
Namun itu adalah nyatanya

Ribuan bintang malam kalah dengannya
Ia berdiri sendiri
Tetapi menciptakan hingga tak terhitung jumlahnya

Ia cerah dan gelap
Ada nada yang bergema di dalamnya
Bisa juga hampa
Hanya kekosongan yang ada

Mungkin manis
Bisa juga pahit
Mungkin indah
Tapi bisa juga buruk

Layaknya Alfa dan Omega
Beta dan Gama
Semuanya memiliki jarak
Tetapi selalu melekat

Hitam dan putih
Tidak hanya itu
Ada juga abu-abu
Bukti bahwa itu memiliki warna

Indah, memukau
Buruk, menyakitkan
Bukti bahwa cinta itu ada
Nyata dalam kehidupan dan selalu ada
Tidak mungkin tidak

Melebur dalam dua insan
Menciptakan keterikatan

Bagai alunan melodi
Ada jeda, ada lembut, keras, dan beragam

Cinta
Mungkin adalah segalanya
Semuanya bisa terjadi karena cinta
Tidak boleh diremehkan
Tetapi harus dibuktikan

Cinta
Tiada habisnya di dunia
Sulit ditulis dalam kata-kata
Karena hanya rasa dan perbuatan yang bisa membuktikannya

Itulah cinta...



Yup, mungkin itu jawaban menurut saya. Saya tidak bisa menjelaskannya secara detail dan jelas, karena itu murni dari hati dalam kehidupan nyata yang jatuh dalam perbuatan dan tindakan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa jangan bermain-main dengan cinta. Walau apapun itu, jika sudah menyangkut cinta, pasti akan mempengaruhi kehidupan kita kemarin, sekarang, dan masa depan. Maka dari itu, rasakanlah cinta, maknailah cinta, dan berikanlah cinta. Bukalah diri dan jangan menutup diri dari yang namanya cinta. Rasakanlah dan nikmatilah! Itulah yang dibutuhkan CINTA :D

Minggu, 26 Oktober 2014

Malam

Ada kalanya mata memandang jauh ke angkasa malam haru
Begitu dalam dan membuat dirinya terhanyut dalam kesendirian
Perasaannya pun gelap seperti apa yang ia tatap
Tidak dapat melakukan sesuatu
Hanya diam dan kosong
Apa yang terjadi?
Dunia tidak tahu
Jika melihat langit malam, bukankah ada bintang dan bulan?
Ia hanya tahu kegelapan, lupa ada cahaya
Kebangkitan akan terjadi dalam dirinya
Itu semua pengaruh penerangan dalam gelapnya hati
Tiadakah yang peduli?
Jelas, karena yang dibutuhkan olehnya adalah keputusan yang matang
Tanpa hal itu, ia hanya terlarut dalam gelap dan membutakan dirinya akan cahaya di sekitarnya

Jangan "Menyalahkan" Sekitarmu!

Apa yang tidak pernah kita ketahui tetapi kita selalu melakukannya? Yup, tepat sekali. Kasus ini berhubungan dengan sikap dan mungkin saja bisa menjadi sifat. Jawabannya adalah sikap "Menyalahkan". Maksud dari sikap ini adalah kita sebagai manusia sering terjerumus dalam suatu masalah yang berujung kecemasan. Hal tersebut memberi kita kehidupan yang tidak nyaman. Karena tidak nyaman, kita mencari-cari alasan. Alasan itulah yang membawa kita pada sikap menyalahkan sesuatu, orang, atau lainnya. Ya, mencari kambing hitam atas kesalahan pribadi. Kasus dalam hidup seperti ini bukanlah sesuatu yang baru, tetapi manusiawi. Kita hanya sadar akan apa yang kita inginkan, tetapi tidak tahu apa yang telah kita perbuat sesungguhnya. Bisa dikatakan sebagai pelarian hidup atas sesuatu yang telah terjadi, namun bukankah pelarian itu ada dua jenis? Sikap menyalahkan merupakan jenis pelarian yang berujung negatif. Ya, pelarian hidup disebut positif apabila kita telah berusaha dan mencoba untuk memperbaiki hidup menjadi lebih baik lagi. Cukup sulit untuk memahami hal ini, tetapi mari kita ulas pelan-pelan.

Ada sebuah contoh menarik. Contoh ini tidak jauh dari sebuah realita hidup yang kita jalani. Berikut contohnya.

"Ada seorang anak laki-laki yang baru saja terkena masalah berturut-turut. Pertama, ia baru pertama kali jatuh cinta namun ditolak oleh orang yang membuatnya jatuh cinta. Hal ini menjadikan dia laki-laki yang pemurung dan tidak dapat berelasi dengan wanita secara baik. Kedua, setelah ia meraih pengalaman pahit tersebut, ia masih memiliki kekesalan terhadap kedua orang tuanya yang selalu bertengkar. Ia masih terus menjalankan kehidupannya, tetapi hal ketiga muncul. Di tengah perjalanan untuk meraih impiannya, ia diberhentikan karena sikapnya terhadap lingkungan pendidikannya. Lalu kedua orang tuannya yang dulu sering bertengkar, sekarang benar-benar hancur karena ayahnya pergi meninggalkan ibu dan adik-adiknya serta menikah lagi, dan buruknya menikah tanpa bercerai lebih dahulu. Semua hal ini membuat anak laki-laki itu tidak memiliki impian. Ia hanya diam dan tidak tahu harus apa. Ia hanya bisa memuaskan dirinya dengan perasaan yang sepi. Ia tidak percaya lagi pada cinta. Ia tidak percaya lagi pada kasih sayang. Ia membutakan mata hatinya sendiri untuk tidak ikut campur atau ambil bagian dalam kehidupan di luar dirinya. Semua itu ia lakukan karena ia melihat pengalamannya itu."

Bagaiman dengan kita? Contoh di atas membuktikan manusia yang rapuh karena ketidak-harmonisan pikiran, hati, dan pengalaman akan hidupnya. Ia menjadi manusia yang tahu bahwa "Aku adalah Aku, tidak peduli kamu maupun mereka." Ini terjadi karena ia menyalahkan pengalamannya. Ia tidak mau cinta dan kasih sayang, karena pengalaman pahitnya. Begitu juga dengan pengalaman pahit yang lain. Jika dipikir-pikir, orang itu tidak bisa melangkah secara baik. Bisa melangkah, tapi terseok-seok. Ia terlalu menyalahkan kehidupannya. Jika ditanya mengapa tidak mau nikah, pasti jawabannya karena orang tuanya dan pengalaman cintanya yang menyakitkan. Jika ditanya mengapa tidak berelasi, ia menyalahkan lingkungannya yang telah membuatnya kehilangan harapan hidup.

Ya, itulah manusia. Ia masuk dalam pelarian negatif. Sikap menyalahkan segala sesuatu. Kita sadar bahwa kita sering menyalahkan sesuatu yang ada dalam diri kita, di mana hal itu telah memberi dampak negatif dan pengaruh yang menyakitkan bagi perasaan dan pemikiran kita. Kita akhirnya menyalahkan semuanya. Lalu, bagaimana mau melangkah menjadi lebih baik? Caranya hanya satu, yaitu tidak berpikir semua masalah yang ia hadapi adalah penghalang dirinya. Dengan kata lain, kita harus mampu bangkit dan berusaha. Lupakan segalanya yang buruk, kemudian mencoba membuka jendela hati dan melihat matahari hidup baru dalam diri. Tidak perlu mencari kambing hitam dalam hidup dari pengalaman buruk. Kita hanya perlu mencari pengalaman baru. Jika mau melepas semua yang membuat diri jatuh, bukankah diri kita menjadi lebih murni dalam mencari kebangkitan akan kehidupan baru?

Sikap menyalahkan tidak mungkin bisa kita pungkiri. Tapi asal kita sadar saja, bahwa kita tidak harus menyalahkan segala pengalaman hidup kita apabila kita telah masuk dalam keadaan terpuruk. Kita harus bangkit dan membuang semua itu. Kita harus menikmati hidup. Jangan membawa orang lain maupun segala sesuatu yang di luar diri kita apabila kita tidak bisa melangkah. Kita hanya perlu berusaha dan mencari apa yang sebaiknya kita lakukan. Ya, hanya itu saja. Mungkin bisa dipahami.

Jumat, 24 Oktober 2014

Tangis

Kau bodoh
Terlalu polos
Bukankah itu kemauan sendiri
Apa yang menjadi tangismu?

Tidak perlu disesali
Memang itu yang ada dan pasti terjadi
Kegelapan itu menarik karena tangis
Semua bersuara dan bergetar karena tangis
Perasaan meluap keluar juga karena tangis
Tapi, mengapa harus tangis
Tidakkah indah jika itu adalah senyuman?

Hahaha....

Bagaimana dengan senyuman dalam tangis?
Indah, tapi seperti pelarian

Ya, kesempatan yang sama tidak mungkin hadir begitu saja dengan cepatnya
Butuh waktu lama

Tangismu membawamu pada hal apa dan ke arah mana?

Kau bodoh
Untuk apa berharap dalam tangis, jika tangis itu berusaha menghapus segalanya
Bukankah diam lebih baik?

Tenang dan keluarkan tangis
Kemudian kembali tenang
Tangis dan Tenang
Seperti roda kehidupan
Keduanya menyatu
Tapi, tenang setelah tangis bisa lebih kejam dari tenang sebelum tangis

Fiuuh.....

Ya, tangis adalah jalan
Entah ke mana, kenapa, dan harus bagaimana, serta ke mana tujuannya
Jawabannya hanya diri sendiri yang tahu
Tangis; pedih, sakit, perih, menusuk, namun jangan berakhir hanya dengan diam
Lakukan apa yang harus dilakukan sebelum tangis kedua muncul!


Sekedar Isi Hati dan Pikiran

Kebodohan, kecerobohan, keangkuhan, ketidaktahuan,kesedihan, bukankah semua itu sekedar sikap, kebiasaan, maupun ekspresi atau tindakan? Kebanyakan sikap ditentukan oleh hati dan pikiran. Oleh karena itu tidak semua orang sama. Semua berbeda. Itulah yang seharusnya disukai oleh setiap manusia, warna-warni kehidupan. Jika mempertanyakan isi hati dan pikiran, hal ini menjebak semua pihak penanya. Mengapa? Coba saja tanyakan kepada sesama, apa sih yang ada di hatimu dan pikiranmu saat ini? Tidak mungkin orang yang ditanya mau menjawab langsung dengan polos jujur adanya, bisa saja pertanyaan itu dikembalikan ke penanya dan menjadi bumerang. Menanyakan isi hati dan pikiran sama saja seperti bertanya lebih banyak mana antara tanjakkan dan turunan di dunia ini?

Ya, sekedar isi hati dan pikiran. Semua hanya ingin mengarah pada diri sendiri. Tiada yang lain. Semua paham akan dirinya, tetapi tidak tahu akan isi hati dan pikirannya, karena memahami fisik dan menyadari tindakan yang telah dilakukan lebih mudah dipahami. Semuanya kembali pada diri sendiri. Apa, bagaimana, seperti apa, dan mau apa dirimu, hanya dirimu yang bisa melakukannya. Itulah isi hatimu dan pikiranmu. Jelas perlu tindakan nyata. Kesalahan bila hanya disimpan. Terlalu banyak disimpan akan memenuhi suatu ruang. Bila ruang penuh, maka bisa terjadi ledakan emosional yang cukup menyakitkan. Tapi orang lain tidak tahu, hanya diri sendiri yang tahu.

Hidup lebih kejam ketika tidak mampu mengendalikan diri sendiri. Isi hati dan pikiran, walaupun sekedar ada, perlu diungkapkan dengan caranya masing-masing, entah ke dalam musik, menulis, dan lainnya. Ya, seperti pelarian, tetapi lebih baik mengungkapkan apa yang sebenarnya ingin diungkapkan daripada terus menerus menyimpan, kemudian bocor karena penuh, lalu berujung pada pelampiasan emosi pada orang lain atau menyalahkan orang lain. Kembali lagi harus sadar bahwa itu semua karena diri sendiri. Disarankan lebih baik langsung ungkapkan pada dunia, misalnya jika sedih karena ditinggal sahabat, hubungi dia dan katakan sejujurnya isi hati dan pikiranmu.

Isi Hati dan Pikiran, walaupun hanya sekedar, cukup sulit diatasi. Mungkin hal ini bisa menjadi senjata bunuh diri paling akurat, karena di dalamnya, hanya terdapat diri sendiri yang tidak tahu, tidak mengerti, tidak paham, dan banyak hal lagi yang belum pernah ditemukan. Itulah isi hati dan pikiran. Bukalah kotak pandora dalam diri, bagilah layaknya hadiah yang memberikan kebahagiaan. Apapun itu, hanyalah sekedar isi hati dan pikiran. Sulit untuk dibahasakan! Yang pasti, jadilah dirimu sendiri berarti jangan pernah takut untuk mengungkapkan sesuatu yang terbaik bagi dirimu. Memang cemas dan takut rasanya, tapi cobalah, katakan apa adanya, seperti membagi permen kepada anak kecil.

Minggu, 19 Oktober 2014

Kegelapan

Entah mengapa terasa indah, kehidupan yang tidak bisa dilupakan. Kenangan, mungkin ini maksudnya. Semua orang memilikinya. Tidak terkecuali saya. Rasanya membangkitkan hati dan kembali pada kebahagiaan. Bukankah ini indah? Kenangan, yang menurutku tidak begitu berbeda dengan keadaan diriku saat ini. Jika ditanya, apa sih isi dari kenangan itu? Benarkah keindahannya memberi kebahagiaan? Seandainya saya jujurpun, dunia tidak mengerti maksud kenangan diri ini. Semua menghadirkan senyuman. Rasa manis mencuat ke permukaan yang ditampikan oleh wajah. Tiada penilaian yang menyatakan semua itu di bawah sempurna. Maka jika saya ditanya apa kenangan hidupmu, jawabannya adalah kegelapan!

Hah?? Bukankah kegelapan itu menyedihkan, menakutkan, dan membuat diri terpuruk? Yup, seratus bagi anda yang menjawab itu. Namun bagiku, kegelapan adalah sesuatu yang tak tergantikan. Saya lebih senang bermain dengan kegelapan. Tiada kepalsuan di dalamnya. Alasannya sederhana. Apakah kita bisa melihat sesuatu dalam kegelapan? Orang yang luar biasa bodohnya pun akan mengatakan bahwa mereka tidak bisa melihat apapun di dalam kegelapan. Saya senang dengan kegelapan. Saya rasa kehidupan saya hingga saat inipun diliputi dengan berbagai kegelapan. Siapa bilang gelap itu selalu menakutkan? Kita hanya butuh keyakinan bahwa di dalam kegelapan terdapat makna terang yang membangun kehidupan. Bukankah kenyataan hadir di dalam kegelapan? Bayangkan saja dunia saat ini. Semua pemikiran yang terang, segala aktivitas dalam terang, segala keindahan dalam terang, semuanya tidak jauh beda dengan tindak kegelapan. Bahkan apa yang dilakukan dalam keadaan terang semuanya bisa lebih buruk dalam kegelapan.

Sulitkah menangkap semua ini? Ya, ini tulisan saya, jadi tidak semua orang akan paham. Tapi satu hal yang akan kita semua pahami, bukankah dunia ini tidak secerah yang kita pikirkan? Bukankah terdapat juga bayang kegelapan di dalamnya? Manakah yang lebih indah, terjerumus dalam kegelapan atau bahagia selamanya situasi yang cerah dan terang? Bukankah semua orang paham dan mengerti ada jalan menuju terang? Kalau ada jalan menuju terang, berarti sedang di manakah diri kita? Mungkin dapat dijawab seperti ini. Ketika kita berada dalam situasi gelap atau kegelapan, pasti kita mencari sesuatu yang terang. Secara logis, kita semua berada dalam kegelapan. Kegelapan itu memang buruk, tetapi akan berakhir dalam pencerahan dan penarangan. Itulah hidup yang selama ini manusia emban. Semua terbungkus menjadi kenangan. Tiada satupun kenangan manis yang memberi pencerahan apabila tidak diawali dengan kegelapan. Jadi, semua itu berawal dari kegelapan. Apakah permainan logika sederhana ini terlalu sulit?

Terang => Cahaya => Melihat => Tampak dengan jelas => Memberi makna => Hidup => Bahagia => Sempurna

Kegelapan => Kosong => Tidak terlihat bahakan sulit  melihat => Memberi kesakitan, kesedihan, keperihan, dan lainnya yang negatif => Berpikir untuk keluar => Menemukan jalan atau berusaha keluar => Meraih penerangan atau cahaya => Bahagia => Sempurna

Jika dibahasakan, mudahnya apa yang dihidupi semua berawal dari kegelapan. Semua itu menyedihkan. Hal ini memberi dorongan untuk bangkit. Pada akhirnya, segala usaha itu menghasilkan cahaya terang.

Ahahaha, ya ya ya. Semua orang juga tau bahwa kehidupannya tidak bisa langsung bahagia begitu saja. Perlu adanya kegelapan hidup demi membangun hidup yang lebih bahagia. Semuanya itu adalah roda kehidupan. Kita tidak tahu kapan dan bagaimana bahkan mengapa. Kodrat? Kurang tahu juga ya, soalnya ada orang yang meraih kebahagiaan kemudian terjerumus dalam kegelapan. Tapi tenang saja, toh pada akhirnya akan meraih kembali kebahagiaan itu. Bagaimana caranya? Jelas bahwa kita harus memiliki cara keluar dari kegelapan itu, dan jalannya hanya kita masing-masing yang tahu. Semua ini tidak mudah dilakukan jika hanya sendiri. Makanya di dalam kegelapan yang tidak dibatasi oleh waktu, kita semua dihadapkan dengan beragam cara dan berbagai opsi yang mendukung untuk meraih kebahagiaan yang cerah. Semuanya hanya bisa disadari masing-masing. Bukankah begitu, ahahahaha.

Ya, jika kembali pada diri saya, saya lebih senang dalam kegelapan. Entah mengapa saya berusaha lebih keras untuk meraih kebahagiaan. Dan bila sudah bahagia, bukankah kegelapan itu menjadi kenangan yang indah? Ahahaha, pasti kita akan menertawakan diri sendiri, tetapi mau bagaimana lagi? Semua itu adalah hidup yang perlu dilalui. Maka dari itu, mari memasukki kegelapan yang menghantar kita pada kehidupan, yakni pengalaman!

Jumat, 17 Oktober 2014

Sky High!

Wow, so(k) English, maybe? Haah, betapa indah jika diri ini benar-benar menjangkau langit. Sebenarnya gw juga bingung kenapa pake judul bahasa inggris begini. Ya, gw hanya merasakan keindahan dunia bila gw ada di langit tertinggi. Ahaha, seperti perkataan orang tua saja. Suatu rasa yang dialami pribadi tidak mungkin bisa dilepas begitu saja. Jelas sekali bahwa manusia adalah manusia. Mereka punya perasaan. Sulit apabila manusia dikendalikan pikirannya terus menerus seperti robot. Mungkin benar apabila ada ungkapan yang berbunyi "Dunia ini penuh sandiwara," karena menurut gw sih manusia sebagai pribadi masing-masing memiliki satu dua hal yang tidak bisa diungkapkan bahkan harus disimpan oleh diri sendiri. Buat gw ya kembali lagi pada judul postingan ini. Sky High! Langit tertinggi atau langit yang tinggi, atau mungkin saja setinggi-tingginya langit. Ahaha, gw hanya tertarik dengan kata sky-nya aja. Ini melambangkan apa yang gw alami saat ini. Semuanya terlalu tinggi. Sulit menjangkau langit. Gw manusia biasa ternyata. Kadang mau marah, tapi hanya bisa diam. Kadang mau nangis, tapi hanya bisa bengong. Manusiawi sih, penuh dengan topeng. Tapi mau apalagi? Kehidupan ini bukannya kita masing-masing yang menjalani? Memang semuanya terlihat indah dari langit bila di darat terdapat beragam warna-warni kehidupan. Bukankan keindahan di bawah itu bisa diraih dengan pergerakkan setiap pribadi? Menarik apabila setiap orang bisa meraih atau menjangkau langit tertingginya, tapi di atas langit masih ada langit, dan ini yang membuat setiap pribadi tidak pernah puas. Okelah hal ini amat biasa bagi kalangan yang menengah ke atas (perasaan, jiwa, pemikiran, atau dirangkum dalam kehidupannya). Bagaimana dengan manusia terpuruk, mental yang jatuh, atau dirangkum sebagai mahkluk yang sedang gundah gulana? Menyemangati orang mudah, tapi apakah benar setiap orang yang disemangati bisa berubah? Sekali lagi memang butuh perubahan diri sendiri. Tidak mudah. Rasanya hanya penuh keinginan dan untuk menjangkaunya begitu sulit. Orang terpuruk hanya punya harapan. Harapan itu adalah langit yang tertinggi. Gw sih lagi bingung karena gw sebagai salah satu yang terpuruk memiliki beragam harapan, impian atau bahkan cita-cita. Tapi itu semua bagaikan khayalan. Sulit dijangkau karena tinggi selangit. Sky High! Cemas? Ya! Bukankah itu normal dikalangan manusia menengah ke bawah (sekali lagi perasaannya lho!). Itulah kesulitan terbesar bahwa manusia seperti ini (salah satunya gw) harus berpacu dengan waktu, keadaan, perasaan, pemikiran, dan beragam kehidupan. Memang hidup tidak sendiri, tapi menuju langit impian butuh kekuatan diri sendiri. Menarik apabila hidup bisa menjangkaunya, langit impian. Jadi, buat gw hanya perlu satu hal yang harus gw hadapi saat ini, kenyataan. Ya, kenyataan harus gw hadapi untuk merubah diri. Tidak mudah, memakan waktu lama, dan menguras beragam unsur jiwa dan raga. Tapi bukankan langit itu harus dijangkau? Yup, all about this, whatever this is, just about a Sky High.

Rabu, 15 Oktober 2014

Melodi Hati

Suatu ungkapan yang tidak akan mati begitu saja
Tiada suatupun alasan untuk menghindarinya
Keadaan yang nyata merasukki diri
Dalamnya rasa yang sulit dipungkiri

Riuh gelombang nada bertaburan
Tidak dapat dikutip hanya bisa dirasa
Ketika itulah hadir suatu cinta
Dunia indah tanpa fatamorgana

Kuungkap nada itu dalam sebuah melodi
Indahnya membungkus hati yang mulai memudar
Buih-buih semangat mengalir dalam dada
Inilah gejolak diri
Melodi Hati

Takkan ada kematian
Sulit menemukan diri yang terpaku diam
Rasanya hanya ada keindahan
Semua bersarang dalam melodi merasuki hati