Mungkin untuk diri sendiri, baik untuk sesama, atau terbaik untuk mengungkapkan perasaan (by: nikolaus philander/emsignehta)

Jumat, 24 Oktober 2014

Sekedar Isi Hati dan Pikiran

Kebodohan, kecerobohan, keangkuhan, ketidaktahuan,kesedihan, bukankah semua itu sekedar sikap, kebiasaan, maupun ekspresi atau tindakan? Kebanyakan sikap ditentukan oleh hati dan pikiran. Oleh karena itu tidak semua orang sama. Semua berbeda. Itulah yang seharusnya disukai oleh setiap manusia, warna-warni kehidupan. Jika mempertanyakan isi hati dan pikiran, hal ini menjebak semua pihak penanya. Mengapa? Coba saja tanyakan kepada sesama, apa sih yang ada di hatimu dan pikiranmu saat ini? Tidak mungkin orang yang ditanya mau menjawab langsung dengan polos jujur adanya, bisa saja pertanyaan itu dikembalikan ke penanya dan menjadi bumerang. Menanyakan isi hati dan pikiran sama saja seperti bertanya lebih banyak mana antara tanjakkan dan turunan di dunia ini?

Ya, sekedar isi hati dan pikiran. Semua hanya ingin mengarah pada diri sendiri. Tiada yang lain. Semua paham akan dirinya, tetapi tidak tahu akan isi hati dan pikirannya, karena memahami fisik dan menyadari tindakan yang telah dilakukan lebih mudah dipahami. Semuanya kembali pada diri sendiri. Apa, bagaimana, seperti apa, dan mau apa dirimu, hanya dirimu yang bisa melakukannya. Itulah isi hatimu dan pikiranmu. Jelas perlu tindakan nyata. Kesalahan bila hanya disimpan. Terlalu banyak disimpan akan memenuhi suatu ruang. Bila ruang penuh, maka bisa terjadi ledakan emosional yang cukup menyakitkan. Tapi orang lain tidak tahu, hanya diri sendiri yang tahu.

Hidup lebih kejam ketika tidak mampu mengendalikan diri sendiri. Isi hati dan pikiran, walaupun sekedar ada, perlu diungkapkan dengan caranya masing-masing, entah ke dalam musik, menulis, dan lainnya. Ya, seperti pelarian, tetapi lebih baik mengungkapkan apa yang sebenarnya ingin diungkapkan daripada terus menerus menyimpan, kemudian bocor karena penuh, lalu berujung pada pelampiasan emosi pada orang lain atau menyalahkan orang lain. Kembali lagi harus sadar bahwa itu semua karena diri sendiri. Disarankan lebih baik langsung ungkapkan pada dunia, misalnya jika sedih karena ditinggal sahabat, hubungi dia dan katakan sejujurnya isi hati dan pikiranmu.

Isi Hati dan Pikiran, walaupun hanya sekedar, cukup sulit diatasi. Mungkin hal ini bisa menjadi senjata bunuh diri paling akurat, karena di dalamnya, hanya terdapat diri sendiri yang tidak tahu, tidak mengerti, tidak paham, dan banyak hal lagi yang belum pernah ditemukan. Itulah isi hati dan pikiran. Bukalah kotak pandora dalam diri, bagilah layaknya hadiah yang memberikan kebahagiaan. Apapun itu, hanyalah sekedar isi hati dan pikiran. Sulit untuk dibahasakan! Yang pasti, jadilah dirimu sendiri berarti jangan pernah takut untuk mengungkapkan sesuatu yang terbaik bagi dirimu. Memang cemas dan takut rasanya, tapi cobalah, katakan apa adanya, seperti membagi permen kepada anak kecil.